Rabu, 07 September 2016

KESETIAKAWANAN SAAT PENDAKIAN


Setia kawan merupakan hal yang bisa di bilang gampang gampang susah untuk dilakukan, kenapa bisa begitu? Karena sifat dan perilaku setiap orang berbeda-beda. Sebenarnya setia kawan termasuk sifat yang terpuji, lalu agar sifat terpuji ini menancap dihati setiap orang dibutuhkan mindset atau pola pikir yang baik pula, serta faktor lingkungan sangat berpengaruh pada perilaku seseorang.

Lalu apa hubungannya setia kawan dengan kegiatan pendakian? Jelas sangat berhubungan apalagi dalam pendakian dengan personil lebih dari satu orang atau biasa disebut juga tim, di dalam tim terdapat banyak kepala otomatis terdapat banyak pemikiran/pendapat. Dan oleh karena itu dalam tim kita harus bisa menggabungkan pikiran kita agar tercipta tujuan yang sama, inilah yang mendasari kesetiakawanan.

Di dalam tim dibutuhkan leader (pemimpin) untuk memimpin timnya menggapai tujuan serta dengan anggota yang menyisihkan egonya dan menerima bagaimana pun keputusan dari leader, bahkan di keadaan tersulit pun anggota diwajibkan percaya kepada pemimpin mereka dan seorang pemimpin harus berpikir secara tenang menghadapi situasi sesulit apa pun karena jika pemimpinnya panik maka anggotannya juga akan ikut panik yang mengakibatkan keadaan semakin kacau. Dalam pendakian peran setia kawan sangat diperlukan kerja sama dan saling membantu satu sama lain, bukan malah berjalan sendiri ke depan dengan meninggalkan teman temannya dibelakang. Egois dan merasa dirinya paling bisa serta rasa percaya diri yang menjulang tinggi adalah faktor utama tidak terbentuknya kesetiakawanan.

Saat berkecimpung didunia alam bebas seperti melakukan pendakian, pemanjatan, penelusuran gua, dan sebagainya bukan ketidakmungkinan nyawa kalian melayang hilang, penyebabnya karena tanpa ilmu yang mendasari diri menghadapi situasi di alam bebas. Kita memang dituntut untuk berani dan harus siap mengambil resiko, tapi mengertilah kondisi serta situasi "Puncak hanyalah bonus, Tujuan utama adalah kembali ke rumah dengan selamat".  

Jadi kesimpulannya kesetiakawanan sangatlah penting saat melakukan kegiatan pendakian. Saling berbagi, saling menjaga, lebih mementingkan orang lain daripada diri sendiri, rendah hati, tidak sombong, bukan kah itu hal yang indah yang dianugerahkan kepada kita, cuma kita saja yang belum bisa menggali rasa itu karena terbendung sifat egois dan angkuh. Sadarlah kalian itu pribadi yang baik maka lakukan hal yang baik-baik. Jika kalian bermain-main dengan alam sama saja kalian bermain-main dengan nyawa kalian sendiri.

Gunung dan puncak-puncaknya bukanlah untuk ditaklukan atau dikalahkan, namun mendaki gunung yang sebenarnya mengajarkan kita bahwa ada yang harus kita jaga di bumi pertiwi ini.  

Minggu, 04 September 2016

KODE ETIK PECINTA ALAM


Kode etik pecinta alam Indonesia dicetuskan dalam kegiatan Gladian Nasional Pecinta Alam IV yang dilaksanakan di Pulau Kahyangan dan Tanah Toraja pada bulan Januari 1974. Gladian yang diselenggarakan oleh Badan Kerja sama Club Antarmaja pecinta Alam se-Ujung Pandang ini diikuti oleh 44 perhimpunan pecinta alam se Indonesia. Kode etik pecinta alam Indonesia ini, sampai saat ini masih dipergunakan oleh berbagai perkumpulan pecinta alam di seluruh Indonesia.
Bunyi dari kode etik pecinta alam Indonesia adalah sebagai berikut:

Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa alam beserta isinya adalah ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
Pecinta Alam Indonesia adalah bagian dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kepada Tuhan, bangsa, dan tanah air
Pecinta Alam Indonesia sadar bahwa pecinta alam adalah sebagian dari makhluk yang mencintai alam sebagai anugerah yang Mahakuasa

     Sesuai dengan hakekat di atas, kami dengan kesadaran menyatakan :

1. Mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Memelihara alam beserta isinya serta menggunakan sumber alam sesuai dengan kebutuhannya
3. Mengabdi kepada bangsa dan tanah air
4. Menghormati tata kehidupan yang berlaku pada masyarakat sekitar serta menghargai manusia dan kerabatnya
5. Berusaha mempererat tali persaudaraan antara pecinta alam sesuai dengan azas pecinta alam
6. Berusaha saling membantu serta menghargai dalam pelaksanaan pengabdian terhadap Tuhan, bangsa dan tanah air
7. Selesai

Disahkan
Bersama dalam GLADIAN IV - 1974 Di Ujung Pandang Pukul 01:00 WITA


Source:

MENDAKI GUNUNG? ANTARA BELAJAR, MENCINTAI, ATAU HANYA SEKEDAR MENIKMATI


Mendaki gunung saat ini telah menjadi hobi baru di kalangan masyarakat entah anak muda, remaja dan orang dewasa. Apalagi semenjak munculnya film 5 cm yang di situ memperlihatkan pengambilan angle lanskap dari Mahameru yang membuat hati (hampir setiap) orang yang melihat menjadi berdesir, dengan footage-footage yang membangkitkan hasrat untuk berpetualang. Dan setelah itu antrian dan rombongan orang yang berbondong-bondong ingin mendaki gunung.

View yang disebut samudera di atas awan yang hanya bisa ditemukan di tempat tinggi seperti puncak gunung adalah alasan terbesar bagi mereka yang ingin melakukan aktivitas ini. Gunung menjadi tujuan utama sekaligus serbuan mereka yang ingin menikmatinya. Sampai-sampai pemandangan berganti menjadi lautan manusia karena begitu banyaknya mereka yang datang berbondong-bondong.

Mendaki gunung sekarang seperti menjadi sebuah trend, banyak diantara mereka datang hanya karena ingin berfoto selfie dan menikmati saja. Setelah itu mereka turun dengan meninggalkan banyak sampah. Mereka lupa bahwa mendaki gunung ada aturan dan etikanya. Ada norma tidak tertulis yang sebisa mungkin harus dijalankan. Apalagi jika gunung yang didaki masuk dalam kawasan Taman Nasional, tentu aturannya lebih ketat. Banyak pendaki yang telah melupakan kodratnya, bahwa pendaki adalah manusia; mahluk sosial yang sering kali dalam keadaan tertentu membutuhkan uluran pertolongan dari manusia lainnya.

Banyak juga di antara mereka hanya sekedar asal naik gunung tanpa melakukan persiapan yang matang. Alhasil banyak dari mereka yang terpaksa harus ditandu turun oleh tim SAR.

Mereka lupa bahwa tujuan utama mendaki gunung adalah untuk belajar dari alam. Belajar menjadi orang yang kuat dalam menjalani hidup, belajar lebih bertanggung jawab dari hal-hal kecil, belajar menjadi orang yang bisa memanajemen waktu dan sesuatu yang kita punya. Belajar banyak hal yang tidak di dapatkan di tempat lain.

Apakah itu mendaki gunung jika hanya main-main. Mendaki bukan permainan karena nyawa bisa menjadi taruhan. Jika alasan Anda mendaki karena mencintai alam ini, mana bukti kecintaan Anda pada alam? Pada kenyataannya tidak ada wujud yang bisa Anda katakan dengan mencintai alam. Setidaknya tunjukkan hal kecil seperti paling tidak bawalah sampahmu sendiri turun kalau tidak mau membawa sampah orang lain. Jangan rusak atau tebang segala sesuatu yang ada di alam.

Tinggalkanlah rasa manja karena alam bukan seperti di rumah yang semuanya serba ada dan instan. Di sini juga bukan tempat untuk bermain, tapi tempat kita menuntut ilmu dari alam. Tempat kita berkaca diri siapa kita di dunia ini. Tempat kita untuk sadar bahwa alam yang begitu indah ini lama-lama akan hilang dan tak ada lagi keindahan jika kita tidak bisa menjaganya.

Sampai kapan kita hanya menjadi orang yang mementingkan kesenangan sendiri. Sampai kapan kita menganggap diri kita adalah raja yang bebas semaunya. Sudah saatnya kita mengerti dan tidak hanya berdiam diri melihat alam yang menangis dan berteriak meminta pertolongan.

Ketika api dan panas membakarnya dan menghanguskannya tanpa tersisa kehijauan. Salah siapa bila bukan salah kita sendiri yang selalu mengatakan pada semuanya kalau kita mencintai alam ini. Kasihanilah mereka yang selalu berusaha untuk menjaga alam ini dan bersedia mengabdikan hidupnya untuk alam.

Mulai dari awal, tekankan lagi apa niat kita mendaki? Jangan lagi ada yang namanya kebakaran akibat api unggun yang tidak mati, kebakaran akibat putung rokok atau api unggun yang kita buat. Jangan ada lagi korban karena kecerobohan dan ketidak hati-hatian. Jangan ada lagi sampah yang menggunung karena gunung bukan tempat sampah. Jangan ada lagi kesombongan dalam diri kalau kita manusia yang punya segalanya.

Mencintailah dari hal kecil jika tidak bisa mewujudkannya dari hal besar. Karena dengan mencintai yang sebenarnya, kita bisa menikmati hasil dari kita mencintai.
Selamat mendaki gunung..

Source:

KONTROVERSI PE-CINTA ALAM ATAU PEN-CINTA ALAM


Kontroversi Pen-cinta Alam dan Pe-Cinta Alam tidak hanya menjadi persoalan bahasa, tapi sudah melampaui makna itu sendiri, sejarah, maksud, dll. Memang, dalam kamus bahasa Indonesia ada yang memakai kata pencinta alam ada yang pecinta alam. Hingga nama-nama organisasi pun ada yang memakai Pencinta Alam ada juga Pecinta Alam. 

Sekilas memang tampak sama namun berbeda makna, Coba saya ambil contoh menurut KKBI:
* Kata "curi" (sifat) dengan imbuhan "pen" menjadi "pencuri" (kerja)
* Kata "ramal" (sifat) dengan imbuhan "pe" menjadi "peramal" (kerja)

Lalu kita coba cari kata "CINTA" pada KKBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dengan imbuhan "pen" dan "pe", dan hasil pencariannya sebagai berikut:


Hasilnya tidak terdapat imbuhan "pe" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. 
(Pencinta berarti orang yang sangat suka akan ....) ini menunjukkan bahwa arti kata pencinta alam adalah orang yang sangat suka dengan kegiatan di alam atau orang yang mencintai alam.
Sedangkan pecinta sama dengan contoh sebelumnya yakni kata kerja, didalam pencarian di KKBI kata kerja yang sesuai dengan pecinta adalah "bercinta". ini menunjukkan bahwa arti kata pecinta alam adalah orang yang menaruh rasa cintanya pada alam atau bercinta dengan alam.


Namun jika di telaah kata pecinta alam lebih tepat digunakan, karena menurut para ahli sastra dengan menggunakan ilmu linguistik dengan subdisiplinnya tentang simantik yakni menyelidiki makna bahasa pecinta alam yang berasal dari kata cinta dan alam. Cinta mengandung arti menyukai, menyayangi, dan mengagumi. Alam mengandung arti segala yang ada di sekitar, baik berupa benda mati atau pun benda hidupSehingga dari kata cinta menjadi pecinta yang menunjuk kepada subyek yaitu orang. Lalu jika kita menggunakan sintaksis yakni ilmu sastra yang menyelidiki tentang satuan-satuan kata mengungkapkan bahwa imbuhan pen- memiliki artian tunggal sedangkan imbuhan pe- memiliki artian jamak, maka dari itu dapat diartikan jika kita menggunakan kata pencinta alam berarti diri kita sendiri lah yang mencintai alam sementara yang kita bahas adalah organisasi, dan dapat diartikan pecinta alam adalah sekelompok orang yang mencintai alam inilah yang membuat kata pecinta alam lebih baik dipakai karena menurut arti katanya telah terlihat, begitu egoisnya jika memakai kata pencinta alam dalam organisasi.

menurut mbak Nurul dari mapala Universitas Gajah Mada fakultas geodasi, GEODIPA
menurut teman seperjuangan yang berkecimpung di dunia sastra (Oky Dwi Prastyo)


menurut mas Rangor dari mapala Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, NIKKAPALA











Bagaimana menurut kalian? Pen-cinta alam atau Pe-cinta alam? Itu adalah persepsi tiap orang dan seharusnya tidak perlu diperdebatkan, bila terpaksa keluarkan pendapat yang menurut akal sehat kalian. Sebenarnya saya bukan lah satrawan yang mengerti jelas tentang kebahasaan namun ini adalah pemikiran dari diri saya dan wawasan dari narasumber yang saya jumpai. 

"BEDO NDAS BEDO PEMIKIRAN"


Source:

BUKU PANDUAN DASAR KEGIATAN PENDAKIAN


Sebuah karya apik dari seorang teman bernama TAUFIK SUSILO yang juga merupakan seorang aktifis kegiatan di ruang terbuka dan anggota organisasi pecinta alam MAPALIGI. Karya dalam bentuk buku pegangan berjudul 'SIAP MENDAKI' ini diharapkan dapat dinikmati oleh semua strata.. Mudah digunakan untuk pemula, amatir dan profesional.. Pemula maupun amatir dapat menggunakannya sebagai bahan persiapan untuk beraktifitas ruang terbuka terutama aktifitas pendakian. Profesional dapat menggunakannya sebagai bahan materi untuk tingkat taman kanak-kanak, sekolah dasar maupun lanjutan.

Buku pegangan ini disusun, diriset, ditata, didesign seorang diri dan disebarkan dimedia apapun dengan catatan tidak menghilangkan/mengganti sumber serta pemilik karya/penulis.. Sangat tidak diperkenankan menyebarluaskan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersil.

Jadi, silakan di download dan dicetak sendiri untuk dipakai sendiri. sekali lagi tidak untuk dikomersilkan!.


Link Download:
https://tusfiles.net/pj48evpw9h5n

Source:
=> https://boughil.blogspot.co.id/
=> https://www.facebook.com/sekolahpendakigunung/

9 INFORMASI YANG PERLU DICARI SEBELUM MENDAKI GUNUNG


Jangan buta saat hendak mendaki gunung! Mendaki gunung memiliki banyak risiko dan bahaya yang setiap waktu bisa mengancam keselamatan setiap pendaki. Ada banyak faktor yang menjadi penyebab kecelakaan saat mendaki gunung. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman atau informasi mengenai gunung yang hendak didaki. Akibat kurangnya pemahaman dan informasi ini, berdampak pada ketidaksiapan saat mendaki gunung. Ketidaksiapan ini bisa dalam hal mental, fisik, perlengkapan, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, setiap gunung memiliki medan yang berbeda-beda dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Ada gunung dengan trek dimana kita harus memanjat tebing yang curam sehingga kita memerlukan tali temali atau webbing agar bisa melewatinya. Nah, jika kita tidak memiliki informasi yang cukup mengenai hal tersebut, bisa-bisa kita datang ke gunung tersebut tanpa membawa peralatan yang seharusnya dibawa. Tentunya potensi bahaya yang akan dihadapi jauh lebih besar. Oleh karena itu, salah satu hal yang penting dilakukan sebelum mendaki gunung adalah mencari sebanyak mungkin informasi mengenai gunung yang akan kita daki. Darimana informasi-informasi tersebut bisa kita peroleh? Beberapa sumbernya diantaranya: (1) Dari internet. Sekarang apapun bisa kita cari lewat internet. Termasuk informasi mengenai kondisi dan seluk beluk sebuah gunung. Sebelum mendaki gunung, cobalah browse di internet berbagai hal tentang gunung yang hendak anda daki. Dengan demikian anda akan lebih matang dalam mempersiapkan diri. (2) Dari teman. Terkadang ada informasi-informasi krusial tentang sebuah gunung yang sulit didapatkan melalui internet. Nah, informasi-informasi seperti ini seringkali kita dapatkan dari teman yang sudah pernah mendaki gunung tersebut. Selain itu informasi-informasi dari teman yang sudah pernah mendaki tersebut biasanya lebih “real” dan uptodate. (3) Dari warga setempat yang tinggal di gunung tersebut.
Informasi Apa Saja Yang Perlu Dicari?
Berikut informasi-informasi yang perlu dicari sebelum mendaki gunung.
1. DATA GUNUNG. Data disini meliputi ketinggian gunung dan jenis binatang dan tumbuhan yang mendiami gunung tersebut. Dengan mengetahui berapa ketinggian gunung kita setidaknya bisa mengira-ngira seberapa lama perjalanan yang akan ditempuh. Sedangkan pengetahuan mengenai jenis binatang dan tumbuhan yang mendiami gunung tersebut setidaknya akan memberikan dua manfaat, yaitu: a. Agar kita lebih waspada terhadap bahaya atau ancaman binatang yang bisa mengancam keselamatan jiwa. Setiap gunung memiliki spesies yang unik dan berbeda. Sebagai contoh, jika kita ingin mendaki Gunung Kerinci, maka salah satu hal yang sering diwanti-wanti oleh banyak orang adalah mengenai adanya Harimau. Nah, dengan mengetahui hal-hal seperti ini kita bisa lebih mempersiapkan diri baik dari segi perlengkapan maupun teknik dan cara berhadapan dengan binatang jika seandainya berjumpa saat mendaki gunung tersebut. Jika kita tidak tahu mengenai hal-hal seperti ini tentunya kita akan lebih cenderung panik saat hal tersebut benar-benar terjadi. b. Dengan memahami jenis binatang dan tumbuhan di sebuah gunung, akan membuat kita lebih bijaksana dan berhati-hati saat mendaki gunung dan menghindari aktivitas-aktivitas yang membahayakan bagi kelestarian binatang dan tumbuhan di gunung tersebut. 2. KONDISI FISIK GUNUNG Kondisi fisik gunung ini meliputi: (a) Aktif dan Tidak Aktif Kondisi gunung ada bermacam-macam. Ada yang aktif dan ada yang tidak aktif atau dikatakan mati. Gunung yang aktif ada yang mengalami erupsi dan ada yang sedang dalam keadaan istirahat. Gunung aktif yang sedang dalam keadaan istirahat ini bisa sewaktu-waktu mengalami erupsi. Sementara gunung yang tidak aktif atau mati adalah gunung yang sudah tidak pernah mengalami erupsi setidaknya dalam 10 ribu tahun terakhir. Dengan mengetahui hal ini kita akan lebih mawas diri sebelum mendaki gunung.
Gunung yang aktif cenderung menunjukkan lebih banyak aktivitas fisik dibandingkan gunung yang tidak aktif sehingga perlu kewaspadaan lebih saat mendakinya. (b) Cuaca Salah satu penyebab kecelakaan saat mendaki gunung adalah karena kurangnya informasi yang dimiliki oleh seorang pendaki mengenai cuaca di gunung. Pada bulan-bulan tertentu cuaca di gunung lebih ekstrim dibandingkan bulan-bulan lainnya. Jangan memaksakan diri untuk mendaki gunung apabila kondisi cuaca tidak memungkinkan. 3. STATUS GUNUNG Terkadang kita mendaki gunung tanpa mengetahui status sebuah gunung. Ini tentunya sangat berbahaya. Setiap gunung memiliki status yang menunjukkan kondisi gunung tersebut. Status gunung ini juga merupakan gambaran seberapa besar potensi bahaya gunung tersebut jika didaki. Status gunung ini ditetapkan oleh badan yang berwenang di sebuah negara. Status gunung dikelompokkan menjadi empat kelompok besar: a. Normal Status Normal menunjukkan bahwa tidak ada gejala aktivitas tekanan magma dan gunung berada pada level aktivitas dasar. b. Waspada Status Waspada berarti menunjukkan adanya aktivitas gunung apapun bentuknya, terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal, peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya serta terjadinya sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal. c. Siaga Status Siaga menandakan bahwa gunung sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana, peningkatan intensif kegiatan seismik, semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana. Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu. Jangan mendaki gunung pada kondisi Status Siaga. d. Awas Ini merupakan kondisi paling berbahaya. Menandakan bahwa gunung segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana, letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap, atau letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam. Tentunya pada kondisi ini kita dilarang mendaki gunung. 4. PAHAMI JALUR DAN MEDAN DI GUNUNG Salah satu penyebab meningkatnya potensi bahaya adalah kurangnya pemahaman mengenai jalur dan medan di gunung. Setiap gunung memiliki jalur dan medan yang berbeda-beda dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda pula. Ada gunung bersalju, ada gunung yang tak bersalju. Ada gunung yang memiliki trek dengan kemiringan yang sangat curam dan ada pula yang landai. Ada gunung yang didominasi trek berbatu dan ada pula yang tidak. Hal seperti ini penting untuk diketahui agar kita lebih siap dan lebih tepat dalam mempersiapkan diri dan perlengkapan. Jika kita mendaki gunung bersalju tentunya perlu persiapan dan perlengkapan yang mungkin berbeda dengan gunung yang tidak bersalju. Dengan memahami jalur dan medan di gunung juga akan mengurangi potensi tersesat di gunung. Sebagai contoh jika kita mendaki Gunung Guntur, treknya cenderung terbuka. Dengan memahami hal tersebut maka kita setidaknya tahu bahwa kalau treknya terbuka, maka terpaan panas matahari akan lebih terasa saat trekking di siang hari. Nah, dari situ kita mungkin akan lebih siap sebelum mendaki, misalnya dengan membawa topi untuk menghindari eksposur panas yang berlebihan di kepala. Kalau kita hendak mendaki Gunung Raung, maka kita bisa tahu bahwa trek menuju Puncak Gunung Raung memiliki tingkat bahaya yang cukup tinggi karena medannya yang sangat curam dengan jurang di kiri-kanan. Darisitu kita akan memahami bahwa kita perlu mempersiapkan peralatan mendaki yang lebih lengkap seperti membawa webbing dan harness misalnya. Dan masih banyak contoh lainnya yang menggambarkan bagaimana kaitan antara pemahaman mengenai medan dan dampaknya terhadap kesiapan kita dalam mendaki gunung. 5. POS-POS/SHELTER DI GUNUNG Salah satu hal yang saya utamakan untuk dicari tahu sebelum mendaki gunung adalah perihal pos-pos/shelter pendakian. Saya akan mencari informasi ada berapa pos di sepanjang jalur pendakian hingga menuju puncak, ciri-ciri pos, dan bagaimana kondisi pos-pos tersebut. Pengetahuan ini akan bermanfaat bagi kita diantaranya untuk: a. Memberikan gambaran secara kasar mengenai seberapa jauh perjalanan
b. Pos bisa digunakan sebagai semacam alat pengingat posisi dan letak dan sebagai alat bantu tambahan untuk meng-crosscheck apakah kita berada pada jalur yang benar atau tidak.
c. Dengan memahami kondisi pos dan sekitarnya, maka sebelum mendaki kita bisa mengira-ngira kira-kira di pos mana yang terbaik untuk mendirikan tenda. Kondisi setiap pos berbeda-beda. Ada yang oke untuk mendirikan tenda dan ada juga yang kurang oke.
6. SUMBER AIR Tak bisa dipungkiri, bahwa air adalah bekal penting dalam mendaki gunung. Apabila persediaan air habis, bisa mengancam keselamatan jiwa seorang pendaki. Oleh karena itu, penting untuk mencari tahu di titik mana saja sumber air di gunung tersebut berada. Sehingga jika karena hal yang tak terduga persediaan air kita habis, kita tidak panik dan mengetahui dimana posisi sumber air berada. Selain itu, dengan mengetahui sumber air kita dapat melakukan isi ulang persediaan air ketika melewati sumber air tersebut. 7. POSISI TERBAIK UNTUK MENDIRIKAN TENDA Saat mendaki Gunung Slamet via Baturraden, kami kemalaman di tengah hutan dan kondisi bertambah parah karena saat itu hujan turun. Hal ini memaksa kami untuk segera membuka tenda. Area tempat kami mendirikan tenda sebenarnya kurang memadai, karena selain sempit, di dekat kami terdapat pohon besar yang sudah miring dan tertahan oleh pohon lain. Saat itu saya menyadari bahwa pohon tersebut bisa beresiko. Namun dengan berbagai pertimbangan karena kondisi yang tidak memungkinkan, akhirnya kami memutuskan mendirikan tenda. Sepanjang malam angin kencang terus berhembus. Malam itu saya sengaja tidak tidur full untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan yang mungkin timbul akibat pohon di dekat tenda tersebut. Penting bagi kita untuk mencari tahu kira-kira dimana tempat-tempat terbaik untuk mendirikan tenda. Pertimbangkan hal-hal berikut dalam mendirikan tenda: (1) Seperti penjelasan di atas, sebisa mungkin hindari mendirikan tenda di posisi-posisi yang berpotensi sebagai tempat jatuhnya pohon. Kalaupun terdapat pohon, perhatikan dengan baik kondisi pohon-pohon disekitar tempat anda mendirikan tenda. (2) Sebisa mungkin hindari mendirikan tenda di area-area yang sangat terbuka dimana berpotensi terjadinya badai, angin kencang. Badai besar tentunya akan menghantam-hantam tenda yang kita tempati. (3) Tentunya akan lebih baik jika seandainya kita mendirikan tenda di area yang cukup luas. (4) Perhatikan kondisi lereng atau tanah di tempat anda mendirikan tenda. Waspadai dan hindari mendirikan tenda di area-area yang rentan terhadap kemungkinan longsor. 8. TRAGEDI ATAU KECELAKAAN YANG PERNAH TERJADI DI GUNUNG Banyak sudah tragedi atau kecelakaan yang terjadi di gunung. Sebelum mendaki gunung, carilah informasi tragedi atau kecelakaan apa saja yang pernah dialami pendaki di gunung yang hendak anda daki. Di gunung tertentu biasanya ada saja sebuah kejadian yang mungkin sering mengakibatkan pendaki mengalami kecelakaan. Sebagai contoh, jika kita mendaki Gunung Semeru, salah satu hal yang sering menjadi perbincangan adalah mengenai area “Blank 75”. Silahkan anda googling perihal ini. Apa manfaatnya mencari tahu tragedi atau kecelakaan yang pernah terjadi di gunung yang hendak kita daki:
a. Memberikan gambaran bagi kita mengenai potensi bahaya apa saja yang paling sering mengakibatkan kecelakaan di gunung tersebut. Dengan demikian kita akan lebih waspada.
b. Dengan mengetahui tragedi yang pernah terjadi, akan membuat kita mempersiapkan peralatan-peralatan yang lebih memadai untuk menghadapi potensi risiko tersebut.
9. BAHAYA “SPESIFIK” DI GUNUNG Apa yang saya maksud dengan bahaya “spesifik” disini? Seperti kita ketahui bahaya-bahaya yang umum diperbincangkan saat mendaki gunung adalah misalnya perihal hipotermia, terjatuh ke jurang, bahaya binatang, tersesat dan lain-lain. Namun ada bahaya-bahaya “spesifik” yang kadang terlewatkan oleh pendaki saat mendaki sebuah gunung. Sebagai contoh, jika anda mendaki Gunung Guntur, maka biasanya warga lokal akan memperingatkan kita agar berhati-hati saat menaruh barang karena mereka mengatakan bahwa disana rawan terhadap pencurian. Sering terjadi pencurian barang-barang pendaki. Nah, hal-hal seperti ini jika kita tidak tahu, tentunya akan merugikan. Bahaya-bahaya “spesifik” ini terkadang sulit kita dapatkan melalui internet dan biasanya bisa kita dapatkan dari warga lokal. Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan-kesempatan berinteraksi dengan warga lokal sebelum mendaki gunung, agar informasi-informasi yang kita dapatkan lebih lengkap dan mantap.
Oleh: Niko TujuhLangit

TEKNIK BERTAHAN HIDUP DI HUTAN BELANTARA


Pernahkah saat Anda berada di dalam hutan dan tengah mengagumi bunga-bunga liar, menatap ke puncak pohon, dan tiba-tiba tersadar jika Anda telah tersesat dan sendirian? Apa yang akan terjadi pada Anda jika Anda tidak bisa menemukan jalan pulang? Meskipun tersesat di hutan adalah pengalaman yang menakutkan, bertahan hidup sendirian di alam liar umumnya hanya soal pikiran yang sehat, kesabaran, dan penggunaan anugerah yang disediakan alam dengan bijaksana. Untuk mengetahui cara bertahan hidup di hutan, ikuti saja langkah-langkah berikut ini.

PERSIAPAN PERGI KE HUTAN.

1. LAKUKAN PENELITIAN TERLEBIH DAHULU.
Jangan langsung berjalan masuk ke hutan belantara; kenali dan pahami sekeliling Anda terlebih dahulu. Pelajari peta area ke mana Anda akan pergi, dan pastikan Anda membawanya. Ini akan meningkatkan peluang agar tidak jauh tersesat. Pelajari mengenai flora dan fauna di area yang Anda jelajahi. Pengetahuan tentang berbagai tanaman dan hewan setempat bisa menyelamatkan nyawa Anda.
  • Salah satu buku yang paling akurat mengenai hal ini adalah "Bushcraft - Outdoor Skills and Wilderness Survival" oleh Mors Kochanski.

2. SEBELUM PERGI PASTIKAN ANDA MAKAN YANG KENYANG DAN BERITAHU ORANG LAIN TUJUAN ANDA.
Jangan membuat kesalahan seperti James Franco di 127, sebuah film bertahan hidup yang diangkat dari kisah nyata. Pastikan orang lain tahu dengan tepat ke mana dan kapan Anda akan pergi. Dengan begitu orang itu akan sadar kalau Anda menghilang, dapat memberi tahu regu penyelamat dengan cepat, dan bisa mengatakan pada mereka di mana harus mulai mencari.

3. BAWA PERLENGKAPAN BERTAHAN HIDUP.
Beberapa peralatan bertahan hidup dasar seperti pisau, fire steel (mancis logam), korek api (dimasukkan dalam tabung kedap air), tali (paracord 550 adalah jenis yang terbaik), peluit, selimut darurat (space blanket), cermin sinyal, tablet pemurni air, dan kompas dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati. Bahkan jika Anda hanya pergi sehari, pastikan Anda membawa benda-benda ini.
  • Memiliki semua perlengkapan ini tidak berguna jika Anda tidak bisa menggunakannya dengan baik. Pastikan untuk latihan berkali-kali di lingkungan yang aman sebelum menjelajahi hutan belantara.
  • Jangan lupa untuk membawa pertolongan pertama. Anda harus membawa perban, antiseptik, dan pinset untuk mencabut serpihan yang bisa membuat infeksi.
  • Jika Anda butuh pengobatan atau injeksi, bawalah, walaupun Anda tidak berencana pergi cukup lama untuk membutuhkannya.
  • Sebuah kompas dapat menyelamatkan hidup Anda. Inilah alat paling berguna di hutan belantara.
  • Sebelum pergi, pelajari cara menggunakan kompas. Jika Anda memiliki peta dan bisa menemukan beberapa lansekap yang menonjol, Anda bisa menggunakan kompas untuk melacak posisi dan, dari sana mencari tahu ke mana Anda harus pergi.
  • Ketika memilih selimut darurat (lembaran tipis Mylar yang sangat reflektif dan ringan), beli model yang lebih besar dan lebih tahan lama. Selimut darurat bisa digunakan untuk menghalangi angin dan air, diselimuti ke tubuh untuk mencegah/melawan hipotermia, atau bahkan ditempatkan di belakang Anda untuk memantulkan panas api ke punggung. Selimut tidak akan berguna jika ukurannya terlalu kecil atau robek saat dilepaskan dari badan.

4. BAWA ALAT KOMUNIKASI.
Ponsel dengan baterai cadangan atau radio CB portabel bisa jadi sarana penyelamatan terbaik dan tercepat jika Anda tersesat atau terluka. Sinyalnya mungkin hanya bisa didapat di bukit atau pohon, tapi ini masih lebih baik daripada tidak ada. Pendaki serius dapat membeli mercusuar penunjuk pribadi seperti SPOT Messenger untuk perjalanan ke tempat yang sangat terpencil.
  • SPOT Messenger adalah sebuah alat satelit komunikasi yang memungkinkan Anda untuk mengontak layanan darurat, menjangkau kontak pribadi untuk meminta bantuan selama tidak darurat, atau bahkan untuk memeriksa teman-teman dan keluarga sembari Anda melakukan perjalanan agar mereka tahu Anda baik-baik saja. Anda harus berlangganan untuk layanan ini dan harganya tidak murah.

BERTAHAN HIDUP DI HUTAN.

1. JANGAN PANIK JIKA ANDA TERSESAT.
Panik lebih berbahaya daripada apa pun, karena akan mengganggu satu-satunya alat terbaik bertahan hidup yang serbaguna dan paling bermanfaat, yaitu pikiran Anda. Di momen Anda menyadari bahwa Anda tersesat, berhentilah sebelum melakukan hal lain. Tarik nafas dalam dan tetap tenang. Sebelum Anda bertindak, ikuti prinsip STOP:
  • S = sit down (duduk)
  • T = think (berpikir)
  • O = observe your surroundings (amati sekeliling)
  • P = prepare for survival by gathering materials (bersiap untuk bertahan hidup dengan mengumpulkan bahan-bahan)

2. KENALI SEKELILING ANDA.
Di mana pun Anda berada akan menjadi "titik nol". Temukan cara untuk menandainya menggunakan kain baju cadangan, tumpukan batu, secarik kertas, atau apa pun yang bisa kelihatan dengan mudah dari jauh. Pelajari arah dasar, yaitu matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat. Gunakan ini untuk mengetahui arah pada kompas (searah jarum jam mulai dari atas 12:00) Utara, Timur, Selatan, Barat.
  • Contohnya, jika hari sudah senja dan matahari berada di sebelah kanan, Anda pasti menghadap ke selatan.
  • Belajar cara menemukan Bintang Utara saat malam hari di rumah sebelumnya merupakan pengetahuan yang tak ternilai harganya.

3. TETAPLAH DI SATU TEMPAT.
Ini tidak hanya meningkatkan kesempatan Anda untuk ditemukan, tapi juga mengurangi energi yang dikeluarkan tubuh dan jumlah air dan makanan yang akan Anda butuhkan. Duduklah dan tetap diam. Orang lain kemungkinan akan mencari Anda, apalagi jika Anda memberitahukannya tentang rencana kepergian Anda. Jika Anda pergi dengan seseorang,jangan sampai terpisah. Punya kekuatan lebih banyak akan membantu Anda bertahan hidup.
  • Cari tempat berteduh terdekat jika hari panas. Ini akan mengurangi risiko dehidrasi dan terbakar sinar matahari. Jangan tergoda untuk melepaskan baju karena hanya akan meningkatkan risiko ini.


4. BUATLAH API.
Buat api dengan bara yang cukup agar tetap panas selama beberapa jam, dan pastikan Anda punya banyak kayu kering ekstra. Mulai nyalakan api sebelum Anda merasa memerlukannya dan meski cuaca hangat; api lebih mudah dinyalakan dalam kondisi mudah daripada panik ketika matahari terbenam – ada api di dekat Anda akan memberikan rasa tenang dan aman sambil mengenali situasi dan kondisi.
  • Prinsip umumnya yaitu mengumpulkan kayu sampai Anda rasa cukup untuk bertahan semalaman, lalu kumpulkan lagi tiga tumpukan seukuran sama setelah Anda rasacukup untuk melalui satu malam.
  • Anda harusnya mudah mendapatkan banyak kayu kering di dalam hutan. Anda juga bisa menggunakan kulit kayu atau kotoran kering. Jika api cukup panas, Anda bisa membakar kayu hijau, semak-semak, atau dahan kayu untuk membuat api sinyal yang menghasilkan banyak asap.
  • Kayu terbaik untuk mempertahankan api adalah kayu mati yang ditarik dari pohon. Apa pun jenis kayu yang ada, pasti akan ada kayu kering tersedia.
  • Ingatlah bahwa api kecil lebih mudah untuk dijaga daripada api besar, karena butuh lebih sedikit bahan bakar. Setelah Anda punya kayu bakar yang cukup, terus pertahankan apinya dalam ukuran yang bisa dikendalikan agar Anda tidak menghabiskan terlalu banyak waktu mencari bahan bakar.
  • Jangan buat api di area yang tidak aman untuk melakukannya. Api harus berada jauh dari pohon dan semak yang bisa terbakar dan lebih baik di lahan terbuka. Hati-hati dengan api. Meskipun Anda harus mempertahankan api, namun jangan lakukan berlebihan. Pertimbangkan cuaca dan faktor-faktor lain, dan ingat, bertahan hidup dari hutan yang terbakar jauh lebih sulit daripada hanya sekadar tersesat!

5. BERI SINYAL LOKASI ANDA.
Buatlah suara dengan bersiul, berteriak, bernyanyi, atau memukul batu dengan batu. Jika bisa, tandai lokasi Anda yang bisa terlihat dari jauh. Jika Anda berada di padang rumput gunung, buat tiga tumpuk daun gelap atau batang kayu dalam bentuk segitiga. Di area berpasir, buatlah segitiga besar di atas pasir. Tiga jenis apa pun dalam hutan belantara adalah sinyal tanda bahaya yang umum.
  • Anda bisa menggunakan api untuk mengirim sinyal tanda bahaya. Sinyal tanda bahaya secara universal dibuat dengan tiga api dalam satu garis lurus, atau tiga api yang membentuk sebuah segitiga.
  • Anda juga bisa meniup peluit tiga kali, menembak senapan di udara tiga kali, atau pantulan cermin yang menangkap cahaya tiga kali.

6. JELAJAHI AREA ANDA.
Walau Anda tidak seharusnya bergerak terlalu banyak, Anda harus segera menjelajahi sekeliling untuk menemukan sesuatu yang berguna. Anda bisa menemukan benda-benda yang orang lain tinggalkan sebelumnya, entah itu kaleng makanan atau pemantik kecil yang bisa sangat berguna. Pastikan Anda bisa selalu menemukan jalan kembali ke "titik nol" ketika mencari air, tempat berlindung, atau jalan pulang.


7. TEMUKAN SUMBER AIR YANG BAGUS.
Dalam situasi bertahan hidup, Anda bisa bertahan hidup tiga hari tanpa air, tapi ketika hari kedua berakhir tubuh Anda akan berada dalam keadaan sulit; temukan air sebelum ini terjadi. Sumber air terbagus adalah mata air, tapi kemungkinan menemukannya sangat tipis. Anda juga harus mencari burung-burung terdekat, karena burung biasanya suka terbang di sekitar air segar. Minum sisa air Anda, dan dijatah agar tidak langsung habis saat diminum.
  • Sungai yang mengalir adalah pilihan terbaik; pergerakan air mengurangi endapan. Meminum air dari sungai dapat menyebabkan beberapa penyakit, namun ketika berada dalam situasi hidup dan mati, risiko penyakit adalah pertimbangan kedua dan apa pun yang menjangkiti Anda bisa diobati saat Anda kembali dengan selamat.
  • Jika ada embun dan Anda sangat haus, Anda bisa mengumpulkannya dengan baju dan kemudian mengisap kelembapannya dari kain.
  • Anda juga dapat menemukan air di celah-celah batu.

8MURNIKAN AIR ANDA.
Cara kasar memurnikan air adalah dengan mengambil panci dan memanaskan air. Agar efektif membutuh bakteri, dididihkan air setidaknya tiga menit.  Anda juga bisa menaruh air (jernih) dalam botol plastik yang jernih dan jemur di bawah matahari selama enam jam untuk membunuh sebagian besar organisme di dalamnya.
  • Namun, jika airnya penuh dengan endapan sampai matahari tidak bisa menembusnya, cara ini tidak akan berhasil. Jika tersedia, tambahkan garam ke dalam air untuk meluruhkan endapannya ke dasar.

9. TEMUKAN ATAU BUAT TEMPAT PERLINDUNGAN.
Tanpa tempat perlindungan yang memadai, Anda rentan terhadap banyak hal dan berisiko terkena hipotermia atau pitam panas (heatstroke), tergantung cuacanya. Jika Anda tidak berpakaian dengan benar sesuai dengan kondisi cuaca, jauh lebih penting untuk menemukan tempat berlindung. Dan untungnya, hutan penuh dengan alat dan sumber yang bisa digunakan sebagai tempat perlindungan dan api (untuk kehangatan, keamanan, dan tujuan mengirim sinyal). Beberapa hal ini bisa Anda gunakan:
  • Cari pohon yang bersandar atau tumbang. Anda bisa membangun tempat berlindung membentuk 'A' dengan menumpuk dahan-dahan di kedua sisi pohon tumbang, lalu letakkan semak-semak, daun palem, dedaunan, atau tanaman lainnya di atas dahan.
  • Gunakan semak-semak atau batang hijau (dahan besar) dari pohon-pohon untuk menolak air, menghalangi angin, menjauhkan salju, atau menciptakan naungan. Tutup semua sisinya sebisa mungkin.
  • Gua adalah tempat yang bagus, tapi pastikan tidak dihuni oleh beruang, kucing besar, ular, atau hewan buas lainnya; semua hewan ini juga tahu gua adalah empat yang bagus, dan mereka telah mencari tempat berlindung yang bagus lebih lama dari Anda.
  • Jika terdapat salju, ciptakan gua salju. Salju adalah isolator yang bagus dan akan menjaga Anda sangat nyaman.
  • Pastikan tempat berlindung Anda tidak terlalu tersembunyi dan Anda tidak menghabiskan sepanjang waktu di dalamnya sehingga terhindar dari siapapun untuk menemukan Anda.
  • Jangan habiskan terlalu banyak energi dalam membangun tempat berlindung yang sempurna. Anda akan kelelahan.

10. TEMUKAN MAKANAN YANG AMAN.
Untuk diketahui bahwa kebanyakan orang dewasa yang sehat bisa bertahan hidup sampai tiga minggu tanpa makanan kecuali dingin.[3] Lebih baik lapar dan sehat daripada sakit. Pastikan Anda tahu makanan itu aman sebelum memakannya. Hanya ada dua hal yang mengurangi kemampuan Anda bertahan hidup, yaitu tersesat dan sakit parah. Kelaparan bukanlah masalah besar.
  • Jangan takut untuk memakan serangga. Meskipun belalang terlihat menjijikan, ia mengandung nutrisi yang berguna. Semua serangga harus dimasak karena bisa jadi menyimpan parasit yang bisa membunuh Anda. Jangan makan ulat bulu, serangga berwarna terang, atau serangga yang bisa menggigit atau menyengat Anda. Buang bagian kaki, kepala, dan sayap serangga sebelum memakannya.
  • Jika Anda berada dekat dengan air, ikan adalah pilihan yang baik. Ikan-ikan kecil bisa dimakan seluruhnya.
  • Hindari memakan jamur atau buah beri, betapapun laparnya Anda. Lebih baik kelaparan daripada memakan sesuatu yang beracun. Banyak beri di hutan terutama beri putih yang beracun.

TIPS
  • Anda bisa menggunakan lumut sebagai perban. Lumut mudah ditemukan dan akan membantu Anda agar tidak kehilangan darah. Lumut bisa ditemukan di tepi sungai.
  • Untuk luka serius, robek lengan baju dan gunakan sebagai perban jika perlu. Ingat hanya mengikatnya di sekitar luka saja agar cukup longgar untuk memasukkan satu atau dua jari di antara perban dan tubuh.
  • Anda bisa bertahan hidup beberapa minggu tanpa makanan, tapi hanya beberapa hari tanpa air. Dalam kondisi cuaca yang buruk, mungkin hanya beberapa jam tanpa tempat berlindung. Ingat prioritas Anda.
  • Pisau bertahan hidup utama harus non-lipat dengan pegangan yang kokoh dan padat; pisau lipat hanya digunakan sebagai cadangan, namun lebih baik daripada tidak punya apa-apa.
  • Jika tidak ada pemantik atau korek api, cukup nyalakan api dengan tangan. Jika tersedia cukup rabuk (jenis material kecil, seperti rumput kering, bulu-bulu atau serutan kulit kayu yang bisa terbakar dengan mudah) Anda biasanya bisa menggunakan energi matahari untuk menyalakan api dengan kaca pembesar, lensa kacamata, sepotong kaca yang pecah, penutup jam tangan, kompas, atau objek-objek lain yang meningkatkan cahaya dengan jelas. Sangat susah menyalakan api dengan gesekan; Anda sebaiknya membawa beberapa alat untuk menyalakan api.
  • Lengan jaket tahan air bisa digunakan untuk menampung air dengan mengikat salah satu ujungnya.
  • Jika Anda tidak bisa tetap tinggal di tempat hingga orang lain menemukan Anda, jangan berjalan ke arah sembarangan, meskipun Anda yakin akan pergi ke arah tersebut. Anda lebih baik mendaki atau menuruni. Mendaki ke atas akan memberikan kesempatan yang bagus untuk menemukan titik yang menguntungkan dan bisa membantu Anda mengenali sekitar. Jika Anda menuruni bukit, Anda mungkin akan menemukan air yang bisa diikuti sampai ke hilir; kemungkinan Anda akan terbawa ke tempat peradaban. Namun jangan ikuti hilir sungai di malam hari atau saat berkabut, karena bisa saja berujung tebing. Jangan pernah menuruni jurang curam. Walaupun tidak ada risiko banjir, tembok jurang bisa menjadi sangat curam sampai satu-satunya jalan keluar adalah melewatinya. Lebih parah lagi, jika ada aliran air di jurang yang dapat berubah menjadi sungai dan memaksa Anda untuk berbalik arah.
  • Jika cuaca dingin dan Anda nyaris hipotermia, pastikan jangan sampai ketiduran. Tidur bisa membawa kematian.
  • Salah satu alat bertahan hidup yang paling penting adalah sesuatu yang kebanyakan orang tidak pernah pertimbangkan: cangkir kaleng. Tanpa cangkir kaleng Anda akan sulit untuk memasak banyak makanan.
  • Di malam hari, risiko membeku sampai mati lebih besar terjadi. Tetaplah kering. Gunakan selimut. Jangan sampai tubuh terkena tanah. Buat sebuah "tempat tidur" dari tumpukan batang-batang, dedaunan, ranting-ranting, apa pun yang ada disana, dan tutupi diri Anda dengan benda yang sama. Agar tetap hangat di malam hari, Anda bisa memanaskan batu-batu di api, menguburnya, lalu tidur di atasnya, namun proses ini merepotkan; lebih mudah untuk meletakkan diri Anda di antara api dan benda reflektif yang besar seperti kayu tumbang, sebuah batu, atau selimut darurat.
  • Hujan, salju, atau embun bisa menjadi sumber air bersih yang bagus. Anda bisa menggunakan apa pun, mulai dari cawan sampai kain kedap air atau daun besar untuk mengumpulkan curah hujan.
  • Jika Anda benar-benar tidak tahu di mana Anda berada dan bagaimana cara kembali ke area yang Anda kenal, jangan katakan "Kurasa lewat sini". Semakin banyak Anda bergerak setelah Anda sadar telah tersesat, semakin kecil kesempatan Anda untuk menemukan jalan kembali.
  • Ikat pinggang juga bisa digunakan untuk menahan perban di tempat (namun jangan terlalu kencang!), sebagai perlengkapan tali, atau sebagai jerat.
  • Jangan sia-siakan air.
  • Percayai insting Anda.
  • Jangan lupa bahwa luka kecil yang tidak diurus pun bisa menyebabkan infeksi dan penyakit, bahkan mungkin kematian.
  • Jika Anda berencana memperpanjang perjalanan ke medan yang sulit atau asing, Anda sebaiknya mempunyai rencana cadangan. Peta/panduan jejak yang detail, makanan dan minuman ekstra, dan alat sinyal seperti cermin, suar (flare), atau bahkan (tergantung panjang dan lokasi perjalanan) suar satelit (PLB) bisa menyelamatkan nyawa Anda.
  • Jangan panik! Cobalah untuk tenang secepat mungkin supaya Anda tidak terlalu ketakutan.
  • Ikat pakaian yang terang (jaket, ikat kepala, dan bahkan pakaian dalam) ke atas pohon untuk menarik perhatian.
  • Pertimbangkan membawa galah atau tongkat saat berjalan. Jika tidak tersedia, tongkat seukuran galah juga bisa. Tanda kecil yang dibuatnya di tanah dapat membantu Anda menelusuri kembali jejak Anda lebih baik daripada Hansel dan Gretel.
  • Anda lebih aman jika tidak pergi ke hutan belantara sendirian.
  • Jangan pernah pergi ke hutan tanpa kompas. Catatlah arah masuk ke hutan dari garis lurus atau jejak, misalnya. Jika Anda tersesat, pergi saja ke arah yang berlawanan dari arah Anda masuk. Jika tidak ada kompas, gunakan atau pelajari arah-arah penting pada bintang, dan posisi matahari dan bulan.
  • Jangan memberi makan hewan liar karena bisa mematikan. Bahkan tidak pada kelinci kecil karena bisa menarik hewan lain ke tempat Anda.
  • Senjata api bisa selalu menjadi alat yang penting dalam hutan. Senapan 0,22 atau pistol bisa berfungsi sebagai sarana untuk mendapatkan makanan, perlindungan diri dari manusia atau hewan dan sebuah alat sinyal.
  • Singkatan penting untuk diingat adalah "STOP" yang artinya sit down (duduk), think (berpikir), observe (amati), dan plan (rencanakan).
  • Jika ingin memancing, buat sebuah tongkat pancing dari batang sepanjang 2 meter dan tebal 2,5-7,5 cm (bawalah kait pancing sendiri). Kupas kulit batangnya dengan pisau, potong takik sekitar 5-7,5 cm dari atas tongkat. Ikat salah satu ujung tali di bagian takik, lalu ikat kailnya di ujung tali lainnya. Anda juga bisa memberi umpan pada kail dengan sepotong daging kecil, serangga, atau apa pun sebagai umpan.
  • Anda lebih baik memberikan detail pada setidaknya dua orang yang Anda kenal dan percayai tentang ke mana Anda akan pergi, siapa yang akan pergi bersama Anda, perlengkapan apa yang Anda punya, dan kapan Anda akan kembali. Dengan begini mereka bisa memberitahukan kepada pihak yang berwenang jika Anda tidak kembali sesuai jadwal.
  • Benda lain untuk bertahan hidup yang dianggap sepele tapi penting adalah dua kantong sampah ringan yang besar. Kantong ini bisa dilipat menjadi kecil tapi bisa digunakan untuk banyak tujuan.Isi salah satunya dengan air dan bawanya ke lokasi Anda. Potong (lubang terkecil sebisa mungkin) di salah satu sudut untuk kepala Anda dan pakai sisanya ke seluruh tubuh (dan ransel jika perlu). Lengan bisa tetap berada di bawah, dan mungkin malah harus jika cuaca hujan/dingin sehingga suhu tubuh menurun dan baju akan cepat basah. Tempatkan satu kantong di dalam kantong yang lain, dan penuhi ruang di antaranya dengan dedaunan, rumput, daun pinus untuk membuat sebuah kantong tidur sementara jika benar-benar perlu. Kantong sampah terbaik adalah kantong sampah oranye (yang juga bisa digunakan untuk sinyal).
  • Umumnya, persiapkan diri Anda untuk situasi bertahan hidup sehingga Anda akan siap jika terjadi sesuatu.
  • Pastikan Anda dapat membela diri jika diperlukan.
  • Bawa ponsel Anda dalam kantong plastik agar tidak basah.

PERINGATAN
  • Jangan mengandalkan teknologi modern seperti ponsel, unit GPS, atau radio untuk menyelamatkan Anda jika tersesat. Bawalah salah satu, tapi ingat bahwa benda-benda ini bisa tidak berguna; miliki rencana cadangan.
  • Jika Anda memanaskan batu, pastikan batu tidak basah (atau berasal dari sumber air.) Jika tidak, ketika dipanaskan batu akan meledak karena air di dalam retakan menguap.
  • Jika Anda bertemu ular, biarkan saja. Ular hanya menggigit jika lapar atau merasa terancam. Tubuh Anda terlalu besar untuk dianggap sebagai mangsa bagi kebanyakan ular; mereka tidak menganggap manusia sebagai makanan. Berdirilah diam dan ularnya akan pergi. Menyerangnya akan membuatnya membalas. Jika ada yang bergulung di peralatan Anda, pindahkan dengan tongkat panjang dan letakkan dengan lembut. Jika ular itu datang ke arah Anda, berdirilah diam. Makhluk itu tidak tahu kalau Anda yang menyebabkan ketidaknyamanannya. Jika Anda tidak melompat, makhluk itu bahkan tidak akan menyadari Anda. Namun, Anda bisa membunuh ular untuk memakan dagingnya. Karena Anda mungkin tidak tahu apakah ularnya beracun atau tidak, umumnya potong bagian kepalanya, lalu potong dengan jarak yang sama di bagian belakang dari tempat yang dipotong. Ini akan membuang kelenjar racunnya, jika ada.
  • Hindari memotong baju, apa pun yang terjadi. Mengoyak lengan baju untuk hal darurat apa pun mungkin ide yang bagus pada saat itu. Namun ketika malam tiba, Anda akan berharap Anda tidak merobeknya.
  • Jangan melakukan perjalanan langsung di sungai, karena air akan menyerap panas tubuh jauh lebih banyak daripada udara dan menyebabkan hipotermia.
  • Tidak disarankan untuk meminum urin sendiri sebagai sumber air.[4]
  • Jika Anda tersesat di hutan belantara sewaktu musim dingin, jangan memakan salju kecuali Anda mencairkan sepenuhnya dan menghangatkannya lebih dulu! Jika Anda memakan salju, suhu tubuh akan turun dan Anda berisiko hipotermia atau mati. Cara menghangatkan salju sambil lalu adalah menempatkannya di dalam botol air dan diletakkan di antara jaket dan baju Anda.
  • Jaga api Anda! Pastikan tidak ada bahan yang bisa terbakar di dekat api unggun, dan tutup sepenuhnya dengan bebatuan atau tanggul yang terbuat dari pasir. Padamkan api dengan banyak air, basahkan agar tidak ada kemungkinan tersisa percikan api yang paling kecil. Anda harus bisa menyentuh bara yang telah dipadamkan dengan tangan telanjang. Tersesat di hutan akan jauh lebih buruk jika Anda terkepung oleh kebakaran hutan yang disebabkan oleh kelalaian Anda sendiri.

HAL-HAL YANG DIBUTUHKAN
    • Peluit yang ada kompasnya (ini kadang-kadang dijual pada kalung tali parasut, dan Anda juga bisa menggunakan talinya)
    • Wadah air
    • Penyala api: korek api, mancis, pemantik/magnesium & baja, kaca pembesar atau lensa (terkadang ada di tali kompas)
    • Panci untuk mendidihkan air/memasak makanan
    • Alat universal/pisau Swiss Army
    • Peta area
    • Kail pancing dan sejumlah tali pancing yang bagus. Gulung dan simpan dalam kantong. Kailnya dapat digunakan untuk memancing ataupun tujuan lain, dan tidak berat sama sekali. Lekatkan dan kaitkan ke dompet dan taruh di kantong belakang.
    • Tiga atau empat batang protein, atau seporsi kecil campuran camilan (trail mix)
    • Selimut darurat atau kantong besar (keduanya sangat reflektif atau mencolok)
    • Kotak P3K
    • Botol air ekstra (tidak dibuka sampai Anda tersesat)
    • Kompas
    • Tablet pemurni air
    • Baju ganti
    • Bola-bola kapas dan Vaseline. Vaseline berguna untuk bibir pecah-pecah, tapi lebih penting untuk dicampur dengan bola kapas yang dirobek-robek. Anda bisa membuat bolah yang mudah terbakar untuk durasi yang panjang, sehingga cocok untuk obor dan menyalakan api. Namun jangan digunakan pada luka bakar!
    • Tali
    • Peralatan menjahit/benang (berguna untuk perbaikan dan tali pancing)
    • Minyak zaitun (kalori dan penyala api)
    • Kapak (untuk memotong kayu dan pertahanan diri)


SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH GUNUNG.

Source:
=> U.S. Army Survival Manual FM 21-76 - Termasuk diskusi menyeluruh tentang perangkap, jerat dan senjata improvisasi
=> Bertahan di Hutan Belantara
=> Panduan Bertahan di Hutan Belantara
=> EPA.gov: Tanya-jawab meminum air yang aman
=> NPR.org: Meminum air dengan lebih aman
=> http://en.wikipedia.org/wiki/Survival_skills
=> Survival, Evasion and Recovery - U.S. Military Field Manual FM 21-76-1 (1999)
=> https://www.facebook.com/sekolahpendakigunung/